Minggu, 28 November 2010

Memompa Motivasi Belajar Anak

Memotivasi anak untuk belajar berbeda-beda menurut usianya. Di jenjang SD, usia ini dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu kelas rendah (kelas 1-3 SD) dan kelas atas (kelas 4-6 SD). Menurut Karmila Wardhana, S.Psi ., memiliki
ciri khas yang berbeda.
KELAS 1-3 SD
Anak-anak di kelas bawah masih menapaki masa transisi dari taman kanak-kanak yang aktivitas belajarnya dilakukan sambil bermain ke jenjang sekolah dasar yang formal. Maksudnya, mereka dituntut untuk banyak berada dalam dalam kelas dan duduk tenang memperhatikan penjelasan guru serta mengerjakan tugas-tugas.
Anak-anak sering mengalami schoolphobia. Ilustrasi: freewebs.com
Tuntutan tersebut tentu saja menyulitkan karena sebenarnya murid-murid kelas rendah masih dalam usia bermain. Sayangnya, banyak orang tua, bahkan guru, melupakan ciri khas usia ini. “Anak kelas 1-2 belum bisa diharapkan duduk lama karena rentang perhatiannya maksimal sekitar 15 menit. Jadi mereka bukan nakal kalau enggak bisa diam di kelas.”
Berkaitan dengan masa transisi ini pula, seperti dituturkan Mila, orang tua mesti peka dengan kemungkinan munculnya school phobia pada anak. Pahamilah bahwa perubahan-perubahan dari TK ke SD sering membuat murid kelas rendah “ketakutan”.
A
Belajar sambil bermain itu menyenangkan. Foto:wordpress.com
gar anak dapat melalui masa transisinya dengan mulus, orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi belajar yang pas menurut ciri khas anak usia kelas 1-3 SD atau kurang lebih 6-8 tahun. Inilah pokok-pokoknya:
Belajar sambil bermain
Pada prinsipnya hampir sama dengan cara belajar anak TK. Namun, untuk anak SD alihkan ke cara bermain yang lebih konstruktif. “Tolong ambilkan Bunda 2 cokelat, dong. Nah, di tangan Bunda sudah ada 1 cokelat. Bunda jadi punya berapa cokelat sekarang? Suasana belajar pun tak perlu harus serius. Jadi tak selalu harus belajar di belakang meja, bisa juga sambil tiduran di lantai, misalnya.
Manfaatkan PR
Manfaatkan kesempatan ini. Ilustrasi: edulink.networks.net
Sampai saat ini Pekerjaan Rumah (PR) untuk murid kelas rendah masih menjadi pro-kontra. Menurut Mila, selama tidak berlebihan, sebenarnya PR banyak memberi manfaat. Salah satunya untuk mengulang sedikit pelajaran yang sudah didapat anak di sekolah. Masalah timbul kalau anak sering dijejali PR. Inilah yang sering menjadi beban bagi anak.
Beri dukungan
Dukungan memang selalu diperlukan, terutama saat anak menghadapi masa-masa sulit di sekolah. Bentuknya bisa sangat sederhana, misalnya ketika anak memperoleh nilai buruk, kita tidak perlu menjatuhkan vonis bahwa ia bodoh atau pemalas.
Beri dukungan sepenuhnya, saat mereka belajar. Foto: fabimoy.com
Lebih baik, luangkan waktu untuk mendiskusikan masalah tersebut dengan anak. “Sebagai awal, orang tua perlu mencari tahu perasaan anak ketika memperoleh nilai 50. Apakah ia kecewa, sedih atau biasa-biasa saja, karena jangan-jangan ia tidak mengerti bahwa nilai 50 itu berarti kurang.” Lalu tetaplah beri dukungan. “Untuk hari ini enggak apa-apa dapat 50. Kamu bisa dapat nilai yang lebih baik di ulangan berikutnya, tapi kamu harus belajar.”
Jadilah model yang baik
Ini berarti orang tua jangan sampai terlihat santai saat anak sedang belajar. “Misalnya, ketika sedang mengerjakan PR anak melihat ibunya menonton televisi dan ayahnya tidur. Bisa-bisa anak merasa diperlakukan tidak adil. ‘Ih, ayah, kok, bisa tidur sedangkan aku harus belajar?" Akan lebih baik bila saat anak belajar, orang tua juga tampak “belajar”, seperti menemani anak sambil membaca koran atau buku. Dengan begitu anak akan mendapat panutan.
Menetapkan jam belajar yang rutin salah satu kunci suksesnya. Ilustrasi: gifted.uconn.edu
Tetapkan jam belajar
Misalnya, dari jam 5 sampai 7 disepakati sebagai jadwal belajar anak. Namun, jadwal harus dibuat dengan mempertimbangkan jam sekolahnya. Berilah ia waktu untuk berisitirahat sebelum waktu belajar. Saat waktunya belajar, anak harus diberi pengertian bahwa rentang waktu itu harus diisi hanya untuk kegiatan belajar. Artinya ia tidak nonton teve, tidak mendengarkan radio, atau tidak bermain playstation.
ANAK 4-6 SD
Anak-anak SD kelas atas sebenarnya sudah diharapkan memiliki self learning regulation atau kesadaran untuk belajar sendiri. Jika pada anak kelas 1-3 SD, orang tua masih sangat terlibat dalam proses belajar anak, maka pada anak kelas 4-6 SD orang tua hanya jadi pendamping saja. Mereka sudah harus tahu apa yang mesti dikerjakan.
Namun begitu, orang tua tetap perlu menumbuhkan motivasi belajarnya agar tak kendur. Caranya, ingatlah bahwa salah satu ciri anak usia ini adalah penggunaan logika yang sudah semakin mendalam. Orang tua perlu memberikan alasan-alasan yang masuk akal tentang pentingnya belajar. Berikut beberapa kiatnya:
Kaitkan dengan Hobinya
Kalau hobi anak adalah menonton acara kuis di TV, orang tua bisa memberi komentar. “Dia bisa dapat menang dandapat hadiah mobil karena pintar. Wah, pasti dari kecil dia sudah senang belajar dan bisa mengatur waktu, deh!
Membuat jadwal, yuk! Ilustrasi: hill.troy.mi.us
Ajak untuk Mmembuat Jadwal
Pada usia ini biasanya anak mulai memiliki banyak kegiatan. Ada latihan basket, renang, jalan-jalan dengan teman, juga main games. Oleh karena itu, libatkan anak dalam pengaturan jadwal kegiatannya. Jelaskan bahwa anak boleh memiliki kegiatan apa pun, tapi belajar merupakan prioritas utama. Dengan diberi pengertian seperti itu dan dibiarkan mengatur jadwal sendiri, ia tidak akan merasa terpaksa. Jangan lupa, keterpaksaan hanya akan mengendurkan motivasi anak dalam belajar.
Rencanakan Masa Depan
Karena murid-murid kelas atas, terutama kelas 5 dan 6 sudah akan memasuki sekolah lanjutan, orang tua perlu mengajak anak untuk mengadakan rencana masa depan. “Kamu mau masuk SMP mana? Kira-kira di situ NEM-nya berapa, ya? Yuk kita mulai kejar dari sekarang supaya kamu bisa lolos ke sana!”
Namun, Mila mengingatkan agar orang tua juga melihat kenyataan. Jika harapan anak terlalu tinggi, maka harus didiskusikan. “Kalau orang tua melihat anak akan sulit masuk ke salah satu sekolah favorit, ia perlu diajak mencari alternatif. ‘Kalau enggak keterima di situ, kamu mau masuk sekolah mana lagi?’ Namun tentunya orang tua tetap memotivasi anak untuk belajar lebih baik.”
Berdasarkan penelitian, anak-anak yang berhasil ternyata memiliki pengaturan waktu yang baik, tertib mengikuti jadwal, dan disiplin dalam belajar. Itu semua bisa didapat bila anak sudah memiliki self learning regulation.
Namun ingat, selain memotivasi anak untuk belajar, orang tua juga perlu memberinya waktu bermain. Jangan sampai tujuh hari dalam seminggu diisi kegiatan belajar terus-menerus. “Mentang-mentang Senin-nya masuk sekolah, Minggu pun diharuskan belajar. Lebih baik gunakan hari libur sebagai playtime untuk menghindari kebosanan anak akan belajar,” begitu Mila menekankan. (Faras Handayani/Nakita)

Sumber : http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Parents-Area/Tips/Memompa-Motivasi-Belajar-Anak 

permainan anak

Permainan anak tidak terlepas dengan masa kanak-kanak yang indah dan menggembirakan.
--Filosof Anak--

Apabila kita ditanya tentang masa kanak-kanak, tentu kita akan dengan suka cita menceritakan berbagai pengalaman menyenangkan yang pernah dialami.

Semuanya begitu indah dan menggembirakan. Mengapa demikian? Karena masa kanak-kanak adalah masa bermain. Hampir atau bahkan semua aktivitas anak-anak adalah bermain!

Namun masih ada orang tua yang beranggapan bahwa bermain adalah aktivitas membuang-buang waktu. Mereka lebih suka melihat anaknya belajar dengan duduk rapih tanpa keributan, daripada bergerak (moving) dan bersuara (noice).

Bermain cara efektif untuk belajar

Padahal, jika semua orangtua tahu dan menyadari bahwa aktivitas gerak dan suara anak (bisa disebut bemain) adalah cara yang paling efektif untuk anak belajar sesuatu. Sebab, bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak.

Lewat permainan, anak akan mengalami rasa bahagia. Dengan perasaan suka cita itulah syaraf/neuron di otak anak dengan cepat saling berkoneksi untuk membentuk satu memori baru. Itulah sebabnya mengapa anak-anak dengan mudah belajar sesuatu melalui permainan.

Perlunya Bermain

  • Belajar dari permainan (Learning by playing)
    Permainan seharusnya memiliki nilai seimbang dengan belajar. Anak dapat belajar melalui permainan (learning by playing). Banyak hal yang dapat anak pelajari dengan permainan, keimbangan antara motorik halus dan motorik kasar sangat memengaruhi perkembangan psikologi anak. Seperti kata Reamonn O Donnchadha dalam bukunya The Confident Child Permainan akan memberi kesempatan untuk belajar menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus belajar memecahkan masalah

  • Permainan mengembangkan otak kanan
    Disamping itu tentu saja anak mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya berhadapan dengan teman sebayanya dan mengembangkan perasaan realistis akan dirinya. Bermain melalui permaianan memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan otak kanan, kemampuan yang mungkin kurang terasah di sekolah maupun di rumah

  • Permainan mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak
    Dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi yang menenpatkan dirinya sebagai mahluk sosial. Anak mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak memainkan peran baik atau jahat membuat anak kaya akan pengalaman emosi, anak akan memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari situasi yang dia hadapi.
Dengan kegiatan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk mempraktikkan rasa percayanya kepada orang lain dan kemampuan dalam bernegosiasi, memecahkan masalah (problem solving) atau sekedar bergaul dengan orang sekitarnya.

Jenis permainan

Pada dasarnya, semua jenis permainan mempunyai tujuan yang sama yaitu bermain dengan menyenangkan! Yang membedakan adalah pengaruh atau efek dari jenis permainan tersebut. Ada dua jenis permainan, yaitu: Permainan Aktif dan Permainan Pasif. Permainan aktif dan pasif iini hendaknya dilakukan dengan seimbang.

  • Permainan olah raga (sport):
    Bagi orang dewas, olahraga bukan lagi menjadi sebuah permainan tetapi sesuatu yang serius dan kompetitif. Namun bagi anak, olah raga bisa menjadi satu permainan yang menyenangkan yang mengandung kesenangan, hiburan, dan bermain, tetapi tidak juga terlepas dari unsur partisipatif dan keinginan untuk unggul.

    Dalam permainan olahaga anak mengembangkan kemampuan kinestetik dan pengembangan motivasi untuk menunjukkan keungulan dirinya (penekanan bukan pada persaingan tapi pada kemampuan) memberi kekuatan pada dirinya sendiri serta belajar mengembangkan diri setiap waktu.
  • Permainan perkelahian (body contact):
    Jenis permainan ini termasuk permainan modern, tapi banyak orang tua maupun guru memandangnya skeptic dan cemas, ini beralasan dari efek yang mungkin serius. Permainan ini merupakan jenis permainan modifikasi yang menuntut keseriusan anak untuk memenuhi kebutuhan akan kekuasaan.
    Hal tersebut sehat dan positif bagi anak, berguna untuk menguji keunggulan dan kekuatan di lingkungan sekitar. Jenis permainan ini adalah untuk menguji kemampuan dan pemikiran anak dalam dunia nyata dengan segala akibatnya.

Katagori permainan pasif

  • Permainan mekanis
    Seiring perkembangan, jaman dan teknologi memberi pengaruh besar dalam perkembangan jenis permainan untuk anak. Alat teknologi canggih seperti komputer bukan lagi milik orang dewasa, tapi telah menjadi barang biasa buat anak-anak.
  • Berbagai games atau permainan virtual telah tersedia di dalamnya (computer). Bermain komputer tidak sama dengan bermain bersama teman, anak bermain sendiri dengan kesenangannya. Sisi negatif Sisi negatif permainan mekanis ini adalah kurangnya pembentukan sikap anak untuk menerima dan memberi (take and give). Anak memegang kendali penuh atas teman mainnya dan si teman mainnya akan melakukan apapun yang diinginkan anak. Kendali penuh ini akan menimbulkan reaksi serius bila anak menyalurkannya dalam pertemanan di lingkungan sosialnya. Sisi positif Namun, hal positif anak memiliki keterampilan komputer yang akan diperlukan anak sebagai sarana hidupnya.
  • Permainan fantasi
    Fantasi merupakan praktik permainan yang khusus dilakukan sendiri. Anak dapat membentuk dunia sesuai dengan keinginannya (imaginasi).Sebaiknya, orang tua tidak memaksa anak untuk selalu bermain dengan teman-temannya karena akan menciptakan kesan bahwa bermain sendiri itu salah.

    Permainan fantasi selain proses kreatif mengembagkan kemampuan sisi otak kanan, juga untuk pembentukan kecerdasan interpersonal (salah satu dari delapan kecerdasan teori multiple intelligence, Howard Garner) 
     
     
     
    Sumber : http://www.anneahira.com/kesehatan-anak/permainan-anak.htm

Tips Rahasia Belajar Dengan Baik Dan Benar Supaya Bisa Pintar

Kapan waktu belajar yang efektif? pagi, siang, sore atau malam?
Waktu belajar yang baik adalah sesuai sikon dan toleransi.
Tiap orang pasti punya cara yang berbeda-beda buat belajar. Ada yang sukanya cuma belajar kalau di sekolah saja, ada juga yang di sekolah atau di kampus nggak perhatikan guru atau dosen mengajar, jadi ya terpaksa pas di rumah belajar mati-matian.

Situasi dan kondisi lingkungan sekitar kita juga turut menentukan waktu belajar yang tepat. Kalau rumah kita dekat dengan pabrik yang berisik di siang hari ya berarti yang bagus belajarnya ya malem-malem pas lagi sepi, tapi kalau rumah dekat tempat hiburan malam ya terpaksa belajar pagi atau sore di luar jam sekolah atau kuliah.
Yang paling bagus belajar itu menyesuaikan dengan mood dan toleransi tubuh kita. Kalau kita jam 8 malam udah terasa mengantuk berat ya sebaiknya belajar sore atau selepas maghrib. Kalau mood lagi nggak asyik ya sebaiknya jangan memaksakan untuk belajar karena belajarnya bisa sia-sia. Tapi jangan jadikan mood yang jelek sebagai alasan buat tidak blajar.
Belajar juga nggak harus di rumah sendirian tetapi bisa ikut bimbingan belajar alias bimbel atau belajar kelompok sama teman-teman yang belajarnya getol dan serius abis. Hindari belajar bersama teman yang cuma becanda saja kerjaannya karena belajar jadi percuma. Belajar juga harus dibatasi waktunya, karena kita juga butuh hiburan. Usahakan istirahat belajar setelah satu atau dua jam untuk sekedar cari angin, makan cemilan, main gitar, nonton film kartun, ngobrol dengan teman atau keluarga, dsb.
Jadi waktu belajar memang tidak bisa ditentukan sama untuk semua orang karena banyak sekali faktor yang menentukan. Tetapi pada intinya jangan memporsir balajar sambil begadang karena hasilnya tidak akan maksimal dan cenderung memperlemah pertahanan tubuh kita sehingga akan mudah terserang berbagai penyakit.
Tips Dan Trik Cara Belajar Yang Baik Untuk Ujian
1. Belajar Kelompok
Belajar kelompok dapat menjadi kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan karena ditemani oleh teman dan berada di rumah sendiri sehingga dapat lebih santai. Namun sebaiknya tetap didampingi oleh orang dewasa seperti kakak, paman, bibi atau orang tua agar belajar tidak berubah menjadi bermain. Belajar kelompok ada baiknya mengajak teman yang pandai dan rajin belajar agar yang tidak pandai jadi ketularan pintar. Dalam belajar kelompok kegiatan yang unik adalah membahas pelajaran yang belum dipahami oleh semua atau sebagian kelompok belajar baik yang sudah dijelaskan guru maupun belum dijelaskan guru.
2. Rajin Membuat Catatan Intisari Pelajaran
Bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas atau buku kecil yang dapat dibawa kemana-mana sehingga dapat dibaca di mana pun kita berada. Namun catatan tersebut jangan dijadikan media mencontek karena dapat merugikan kita sendiri.
3. Membuat Perencanaan Yang Baik
Untuk mencapai suatu tujuan biasanya diiringi oleh rencana yang baik. Oleh karena itu ada baiknya kita membuat rencana belajar dan rencana pencapaian nilai untuk mengetahui apakah kegiatan belajar yang kita lakukan telah maksimal atau perlu ditingkatkan. Sesuaikan target pencapaian dengan kemampuan yang kita miliki. Jangan menargetkan yang yang nomor satu jika saat ini kita masih di luar 10 besar di kelas. Buat rencana belajar yang diprioritaskan pada mata pelajaran yang lemah. Buatlah jadwal belajar yang baik untuk pendidikan.
4. Disiplin Dalam Belajar
Apabila kita telah membuat jadwal belajar maka harus dijalankan dengan baik. Contohnya seperti belajar tepat waktu dan serius tidak sambil main-main dengan konsentrasi penuh. Jika waktu makan, mandi, ibadah, dan sebagainya telah tiba maka jangan ditunda-tunda lagi. Lanjutkan belajar setelah melakukan kegiatan tersebut jika waktu belajar belum usai. Bermain dengan teman atau game dapat merusak konsentrasi belajar. Sebaiknya kegiatan bermain juga dijadwalkan dengan waktu yang cukup panjang namun tidak melelahkan jika dilakukan sebelum waktu belajar. Jika bermain video game sebaiknya pilih game yang mendidik dan tidak menimbulkan rasa penasaran yang tinggi ataupun rasa kekesalan yang tinggi jika kalah.
5. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya
Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakan kepada guru, teman atau orang tua. Jika kita bertanya biasanya kita akan ingat jawabannya. Jika bertanya, bertanyalah secukupnya dan jangan bersifat menguji orang yang kita tanya. Tawarkanlah pada teman untuk bertanya kepada kita hal-hal yang belum dia pahami. Semakin banyak ditanya maka kita dapat semakin ingat dengan jawaban dan apabila kita juga tidak tahu jawaban yang benar, maka kita dapat membahasnya bersama-sama dengan teman.
6. Belajar Dengan Serius dan Tekun
Ketika belajar di kelas dengarkan dan catat apa yang guru jelaskan. Catat yang penting karena bisa saja hal tersebut tidak ada di buku dan nanti akan keluar saat ulangan atau ujian. Ketika waktu luang baca kembali catatan yang telah dibuat tadi dan hapalkan sambil dimengerti. Jika kita sudah merasa mantap dengan suatu pelajaran maka ujilah diri sendiri dengan soal-soal. Setelah soal dikerjakan periksa jawaban dengan kunci jawaban. Pelajari kembali soal-soal yang salah dijawab.
7. Hindari Belajar Berlebihan
Jika waktu ujian atau ulangan sudah dekat biasanya kita akan panik jika belum siap. Jalan pintas yang sering dilakukan oleh pelajar yang belum siap adalah dengan belajar hingga larut malam / begadang atau membuat contekan. Sebaiknya ketika akan ujian tetap tidur tepat waktu karena jika bergadang semalaman akan membawa dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak.
8. Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan Dan Ujian
Hindari mencontek ketika sedang mengerjakan soal ulangan atau ujian. Mencontek dapat membuat sifat kita curang dan pembohong. Kebohongan bagaimanapun juga tidak dapat ditutup-tutupi terus-menerus dan cenderung untuk melakukan kebohongan selanjutnya untuk menutupi kebohongan selanjutnya. Anggaplah dengan nyontek pasti akan ketahuan guru dan memiliki masa depan sebagai penjahat apabila kita melakukan kecurangan.

Sumber :  http://terbaru2010.com/tips-rahasia-belajar-dengan-baik-dan-benar-supaya-bisa-pintar.html

Manusia Jelajahi Sisi Gelap Bulan Tahun 2016


E-mail Cetak PDF









Pemerintahan Obama telah membatalkan rencana ambisius NASA untuk mengeksplorasi bulan. Akan tetapi tidak demikian dengan Lockheed Martin, perusahaan pertahanan, keamanan, dan teknologi ruang angkasa asal AS.
Dilaporkan, Lockheed Martin akan menggelar misi yang disebut L2-Farside. Misi ini akan mengirimkan pesawat ruang angkasa Orion ke orbit stasiuner yang berlokasi di sisi balik bulan yang tidak terlihat dari Bumi.

Seperti diketahui, efek gravitasi yang terjadi antara Bumi dan Bulan telah memperlambat rotasi Bulan. Ini menyebabkan hanya satu sisi Bulan saja yang selalu dilihat manusia.

Misi tersebut, Lockheed menyebutkan, akan memiliki beberapa tujuan. Awalnya, menggunakan robot, astronot akan mempelajari apa yang ada di Bulan yang belum pernah dilihat oleh manusia sejak misi Apollo terakhir. Selain itu, misi juga berfungsi untuk menguji coba teknologi dan skill yang dibutuhkan untuk menyiapkan misi pendaratan manusia di asteroid, dan kemudian di Mars.

Rencananya, seperti dikutip dari PopSci, 26 November 2011, kapsul ruang angkasa Orion akan diparkir di titik L2 yang berada sekitar 65 ribu kilometer dari sisi belakang Bulan. Gravitasi Bumi dan Bulan akan memungkinkan Orion melayang dan mengambil posisi yang tepat.

Dari sana, Astronot akan menggelar penelitian terhadap permukaan dari jarak jauh, mengumpulkan contoh-contoh bebatuan dan mengamati lembah Aitken di kutub selatan Bulan, yang merupakan salah satu kawah yang tertua di sistem tata surya kita. Dari titik L2, kapsul akan terus berada di garis lurus dengan Bumi dan sisi balik Bulan.

Selain itu, misi jangka menengah itu juga akan menguji coba daya tahan baik kru dan kendaraan selama beberapa kali perjalanan satu bulan sebelum berusaha untuk melakukan misi ke asteroid. Misi yang diperkirakan akan berlangsung selama 6 bulan ini juga bertujuan memastikan kapsul dan tubuh astronot mampu bertahan terhadap radiasi ruang angkasa.

Dengan misi ini, Lockheed dan NASA juga ingin mencoba perjalanan masuk kembali ke atmosfir dengan kecepatan hingga 50 persen lebih tinggi. Uji coba ini perlu dilakukan agar pesawat ulang alik di masa depan dapat kembali lebih cepat dari ruang angkasa.

Terakhir, astronot di misi L2-Farside ini juga akan pergi 15 persen lebih jauh dari Bumi dibandingkan dengan yang dilakukan oleh astronot Apollo dan menghabiskan waktu tiga kali lebih banyak. Intinya, misi L2-Farside merupakan batu loncatan untuk mengetahui stamina manusia dan teknologi yang dibutuhkan untuk melakukan langkah selanjutnya di ruang angkasa.

Tentunya, dalam melaksanakan uji coba ini, Lockheed tidak sendiri. Mereka membutuhkan bantuan NASA untuk mengorbitkan kendaraan tersebut ke ruang angkasa. Jika peluncur jadi dibuat, Lockheed memperkirakan bahwa misi L2-Farside akan dapat digelar pada tahun 2016 mendatang.

sumber : http://www.bogor.net/index.php?option=com_content&view=article&id=4085:manusia-jelajahi-sisi-gelap-bulan-tahun-2016&catid=66:ilmu-pengetahuan&Itemid=81

Sabtu, 27 November 2010

guru banget....

Apa sih sebenarnya guru itu? Guru itu kata orang jawa dari kata digugu (dipercaya) dan ditiru (dicontoh). Anak-anak lebih percaya penjelasan gurunya dari orang tuanya, karena dimata anak-anak guru adalah orang yang paling tahu dan yang benar. Guru mejadi teladan bagi mereka. Berat sekali memang beban seorang guru itu, apalagi untuk menjadi guru yang diidamkan dan selalu menjadi uswah bagi santrinya. Seorang guru adalah pendidik bukan hanya pengajar.
Ada beberapa syarat menjadi guru idaman yang ideal, yaitu :
  1. Berpenampilan rapi. Karena guru menjadi pusat perhatian anak didiknya maka dia harus berpenampilan menarik dan rapi. Penampilan menarik tidak harus berpakaian yang serba mahal, tapi usahakan semuanya rapi mulai baju, celana, kerudung (yang perempuan), rambut, sepatu dan sebagainya. Contoh : apabila sepatu kita kekecilan akan mengganggu selama mengajar kita.
  2. Bisa mengatur suara. Guru harus mengatur suaranya agar tidak terlalu keras maupun terlalu pelan. Suara guru yang melengking keras ada mengganggu anak didik kita, begitu pula sebaliknya apabila suara kita terlalu pelan maka materi kita tidak akan tertangkap.
  3. Ekspresi wajah. Kita harus pandai mengatur ekspresi wajah kita. Jangan sampai masalah yang ada di rumah terbawa ke sekolah, terutama kesedihan. Ekspresi wajah yang ceria, tegas, atau marah harus ditempatkan pada waktu yang tepat. Guru yang terlalu banyak cengengesan juga tidak akan disegani anak didiknya.
  4. Siap Bahan ajar. Sebelum berangkat ke sekolahan kita harus sudah benar-benar siap materi yang akan kita sampaikan. Jangan sampai baru didepan kelas kita berfikir apa yang akan kita sampaikan. Jangan thinguk-thinguk didepan kelas sehingga jadi bahan tertawaan anak didik kita.
  5. Mengajar secara total. Pemberian materi yang setengah-setengah hasilnya tidak akan maksimal. Apalagi kalau hati kita tidak sedang berada dalam ruangan/tempat tersebut. Yang terjadi adalah kasihan terhadap anak-anak. Untuk itu selai harus total juga harus memakai hati.
  6. Masuk ke dunia anak.Dijenjang manapun mengajar kita harus tahu dunia anak didik kita. Semisal kita mendidik anak usia pra sekolah maka kita harus tahu bahwa dunia anak seumur itu adalah bermain. dsb.
  7. Dekat dengan orang tua murid. Hal ini untuk mengetahui perkembangan maupun kebiasaan anak didik dirumah, sehingga kita bisa mendiskusikan dan mencari solusi dengan orang tua. Apabila seorang guru tidak ada komunikasi dengan orang tua maka akan terputus informasi perkembangan anak antara dirumah dan disekolah.
http://intiep.wordpress.com

guru menyenangkan

Senin, 25 Mei 2009 18:05

Kapanlagi.com - Pakar Pendidikan Anak, Seto Mulyadi menyatakan seorang guru profesional dalam memberikan pelajaran di sekolah harus mampu menyenangkan para muridnya. Karena dengan suasana senang kegiatan belajar akan berjalan lebih efektif."Kalau suasana menyenangkan sudah tercipta, maka anak-anak akan lebih semangat dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh gurunya," kata Kak Seto, sapaan akrabnya, saat menjadi pembicara seminar bertema Stop Kekerasan Dalam Pendidikan, di Pontianak, Senin (25/5).
Ia mengatakan, untuk menciptakan suasana menyenangkan dalam mendidik anak-anak, seorang guru profesional harus bisa menjadi seperti penyanyi, pendongeng, seniman, pelawak, pesulap, ilmuwan dan lain-lain.
"Adakalanya seorang guru harus pintar mendongeng untuk menjelaskan suatu pelajaran, seperti hidup harus tolong menolong. Misalnya menceritakan bagaimana si Kancil yang dikenal sebagai binatang cerdik dan pintar, tetapi juga tidak dapat hidup tanpa bantuan binatang lain," ujarnya.
Kak Seto menambahkan, dunia anak adalah bermain, yang penuh spontanitas dan menyenangkan. Anak akan melakukan dengan penuh semangat apabila terkait dengan suasana yang menyenangkan.
"Karena impian setiap anak adalah sekolah yang ramah, anak bukan sebaliknya hal yang menakutkan dengan setumpuk pekerjaan rumah dan guru yang galak," katanya.
Selain itu, seorang guru yang profesional juga harus memahami psikologi anak yang pada dasarnya anak bukan orang dewasa mini sehingga diperlukan kesabaran, pengertian dan toleransi yang mendalam.
Serta dunia anak berkembang, senang meniru, dan kreatif seperti rasa ingin tahu yang besar dengan senang bertanya, imajinasi yang tinggi, minat yang luas, tidak takut salah dan senang akan hal-hal yang baru.
Menurut dia, itu akan berkurang apabila di sekolah diberikan oleh seorang guru cara berpikir secara  konvergen, sementara cara berpikir secara divergen kurang dirangsang. (kpl/dar)

sumber :  http://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/seto-mulyadi-seorang-guru-harus-menyenangkan.html

guru kreatif

Guru berasal dari bahasa Sansekerta, Gu : gelap, Ru : menghilangkan , jadi artinya menghilangkan kegelapan. Guru adalah agen pembelajar. Pembelajaran akan berlangsung apabila ada guru dan siswa. Guru mempunyai peran yang cukup besar di dalam memotivasi, memberikan contoh ide-ide kreatif di dalam proses pembelajaran kepada peserta didik.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang bisa membuka wawasan, kreatifitas dan pola berpikir mandiri kepada peserta didik. Konsep pembelajaran yang mengacu pada teoritis dan hafalan saja akan membosankan. Siswa akan gampang lupa, terhadap apa yang baru dihafalkan.
Konsep pembelajaran yang kreatif dan inovatif adalah gaya pembelajaran yang memadukan teoritis, penerapan dalam kehidupan sehari-hari dan peduli terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh masayarakat. Jadi selain berguna bagi pengembangan ilmu itu sendiri, juga paling tidak bias membantu memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat. Dengan pembelajaran yang kreatif dan inovatif siswa mempunyai pengalaman belajar dan life skill yang akan dibawanya sebagai bekal hidup.
pic_home
Contoh pembelajaran kreatif adalah : sosio drama, praktikum, studi lapangan, studi kasus, kunjungan ilmiah ke perusahaan atau instansi pemerintah. Dengan pembelajaran seperti ini anak didik tidak muda lupa, sehingga kalau ada masalah , siswa akan mampu memecahkannya, karena dia sudah mengalaminya dengan praktek. Simak saja misalnya pada waktu terjadi Tsunami di Aceh tahun 2006 lalu. Pada saat terjadi menjelang Tsunami dimana terjadi gempa dan laut menjadi surut, tiba-tiba orang berdatangan sibuk mengambil ikan, karena lautnya surut, bukanya mempersiapkan diri karena akan terjadi gelombang pasang yang dasyat untuk menyelamatkan diri. Hal ini semata-mata karena ketidaktahuan mereka akan Tsunami, ini tidak terlepas dari system belajar mereka dulu, yang hanya menghafal.. Coba kalau pembelajaran Geografi tentang Tsunami dibuat dengan metode sosiodrama, mungkin kejadianya akan lain, ilmu akan tertanam lama dalam benak pikiran siswa, sehingga apabila ada gejala gempa yang berpotensi untuk Tsunami, maka mereka akan bisa menyelamatkan diri, bahakan menyelamatkan orang lain dengan cara memberitahukan kepada orang lain
Pendidikan yang berhasil apabila mengkaitkan ilmu(sains), lingkungan dan masyarakat. Ambil contoh saja saya sebagai guru Biologi SMA, saya berusaha terus agar pembelajaran tidak membosankan,tapi menantang dan meyenangkan peserta didik. Misalnya pelajaran biologi ada 4 jam per minggu, yang 2 jam per minggu untuk praktikum. Dari yang saya amati selama 7 tahun mengajar siswa lebih bersemangat dan berminat dalam pelajaran biologi, ditandai dengan nilai biologi yang cukup bagus.
Saya akan memberikan contoh pembelajaran yang mengkaitkan ilmu, lingkungan dan masyarakat serta kreaatifitas. Siswa kita ajak ke pasar buah disana siswa akan melihat buah-buah yang tidak terjual akan mcepat sekali mengalami kerusakan (pencoklatan (browning),memar, mengekerut) sehingga tidak layak dijual, namun layak dikonsumsi. Buah yang tidak laku dijual namun layak konsumsi perlu mendapaatkan penanganan, antara lain bias diolah menjadi produk baru seperti wine. Nah tindakan ini akan menolong masyarakat, karena limbah buahnya terjual, sekaligus meningkatkan nilai ekonomi, dari buah yang tidak ada harganya.
Penulis pernah mengadakan survey ke pasar induk Kramatjati, Jakarta Timur. Limbah buah-buahan yang tidak laku dijual namun layak konsumsi bias mencapa 2 truk perhari., belum lagi pi pasar tradisonal, pedagang kakli lima. Berapa ton per hari buah yang tidak laku jual namun layak konsumsi ini beluk ditangani. Menurut Susanto dan Saneto (1994), bahwa kerusakan produk buah-buahan bias mencapai 35 – 40 % karena proses pemanenan, penanganan dan sistribusi.
Kesimpulanya pembelajaran kreatif dan inovatif dimulai dari sang guru sebagai motivator. Ide-ide kreatif bias datang dari mana saja, mulai dari hal-hal terkecil, yang dianggap orang remeh sekalipun. Selamat mencoba.
*Penulis adalah guru Biologi SMA IPEKA Sunter, Jakarta dan merupakan Guru Penerima Dana CSF 2009.

sunber :http://aksiguru.org/2010/03/11/menjadi-guru-yang-kreatif-dan-inovatif/

carilah solusinya...guru ku....

Sebagai seorang guru yang sehari-hari mengajar di sekolah, tentunya tidak jarang harus menangani anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. Anak-anak yang sepertinya sulit sekali menerima materi pelajaran, baik pelajaran membaca, menulis, serta berhitung. Hal ini terkadang membuat guru menjadi frustasi memikirkan bagaimana menghadapi anak-anak seperti ini. Demikian juga para orang tua yang memiliki anak-anak yang memiliki kesulitan dalam belajar. Harapan agar anak mereka menjadi anak yang pandai, mendapatkan nilai yang baik di sekolah menambah kesedihan mereka ketika melihat kenyataan bahwa anak-anak mereka kesulitan dalam belajar.

Akan tetapi yang lebih menyedihkan adalah perlakuan yang diterima anak yang mengalami kesulitan belajar dari orang tua dan guru yang tidak mengetahui masalah yang sebenarnya, sehingga mereka memberikan cap kepada anak mereka sebagai anak yang bodoh, tolol, ataupun gagal.

Fenomena ini kemudian menjadi perhatian para ilmuan yang tertarik dengan masalah kesulitan belajar. Keuntungannya ialah, mereka mencoba menemukan metode-metode yang dapat digunakan untuk membantu anak-anak yang mengalami kesulitan belajar tersebut tetap dapat belajar dan mencapai apa yang diharapkan guru dan orang tua.

Dalam tulisan ini, kita akan mendapati apa sebenarnya yang dimaksud masalah kesulitan belajar, factor apa yang menjadi penyebabnya, serta metode yang dapat digunakan untuk membantu anak yang mengalami masalah kesulitan belajar.
Definisi Kesulitan Belajar
Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi, tetapi juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik. “dalam keadaan di mana anak didik / siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar merupakan kekurangan yang tidak nampak secara lahiriah. Ketidak mampuan dalam belajar tidak dapat dikenali dalam wujud fisik yang berbeda dengan orang yang tidak mengalami masalah kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena factor intelligensi yang rendah (kelaianan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan karena faktor lain di luar intelligensi. Dengan demikian, IQ yang tingi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar.
Jenis Kesulitan Belajar
Jenis kesulitan belajar ini dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut :
  1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar
    • ada yang berat
    • ada yang sedang
  2. Dilihat dari bidang studi yang dipelajari
    • ada yang sebagian bidang studi yang dipelajari, dan
    • ada yang keseluruhan bidang studi.
  3. Dilihat dari sifat kesulitannya
    • ada yang sifatnya permanen / menetap, dan
    • ada yang sifatnya hanya sementara
  4. Dilihat dari segi factor penyebabnya
    • ada yang Karena factor intelligensi, dan
    • ada yang karena factor bukan intelligensi
Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Masalah kesulitan belajar ini, tentunya disebabkan oleh berbagai factor. Untuk memberikan suatu bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar, tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor apa yang menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar.
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu :
A. Faktor intern (factor dari dalam diri anak itu sendiri ) yang meliputi:
1). Faktor fisiologi
Faktor fisiologi adalah factor fisik dari anak itu sendiri. seorang anak yang sedang sakit, tentunya akan mengalami kelemahan secara fisik, sehingga proses menerima pelajaran, memahami pelajaran menjadi tidak sempurna. Selain sakit factor fisiologis yang perlu kita perhatikan karena dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah cacat tubuh, yang dapat kita bagi lagi menjadi cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta gangguan gerak, serta cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, dan lain sebagainya.
2). Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai perilaku yang ada dibutuhkan dalam belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar tentunya memerlukan sebuah kesiapan, ketenangan, rasa aman. Selain itu yang juga termasuk dalam factor psikoogis ini adalah intelligensi yang dimiliki oleh anak. Anak yang memiliki IQ cerdas (110 – 140), atu genius (lebih dari 140) memiliki potensi untuk memahami pelajaran dengan cepat. Sedangkan anak-anak yang tergolong sedang (90 – 110) tentunya tidak terlalu mengalami masalah walaupun juga pencapaiannya tidak terlalu tinggi. Sedangkan anak yang memiliki IQ dibawah 90 ataubahkan dibawah 60 tentunya memiliki potensi mengalami kesulitan dalam masalah belajar. Untuk itu, maka orang tua, serta guru perlu mengetahui tingkat IQ yang dimiliki anak atau anak didiknya. Selain IQ factor psikologis yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah bakat, minat, motivasi, kondisi kesehatan mental anak, dan juga tipe anak dalam belajar.
B. Factor ekstern (factor dari luar anak) meliputi ;

1). Faktor-faktor sosial
Yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah. Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup tentunya akan berbeda dengan anak-anak yang cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu diberikan perhatian. Selain itu juga bagimana hubungan orang tua dengan anak, apakah harmonis, atau jarang bertemu, atau bahkan terpisah. Hal ini tentunya juga memberikan pengaruh pada kebiasaan belajar anak.
2). Faktor-faktor non- sosial
Faktor-faktor non-sosial yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah factor guru di sekolah, kemudian alat-alat pembelajaran, kondisi tempat belajar, serta kurikulum.

Mengatasi Kesulitan Belajar
Anak yang memiliki keterlambatan kemampuan membaca, mengalami kesulitan dalam mengartikan atau mengenali struktur kata-kata (misalnya huruf atau suara yang seharusnya tidak diucapkan, sisipan, penggantian atau kebalikan) atau memahaminya (misalnya, memahami fakta-fakta dasar, gagasan, utama, urutan peristiwa, atau topik sebuah bacaan). Mereka juga mengalami kesulitan lain seperti cepat melupakan apa yang telah dibacanya. Sebagian ahli berargumen bahwa kesulitan mengenali bunti-bunyi bahasa (fonem) merupakan dasar bagi keterlambatan kemampuan membaca, dimana kemampuan ini penting sekali bagi pemahaman hubungan antara bunyi bahasa dan tulisan yang mewakilinya. Istilah lain yang sering dipergunakan untuk menyebutkan keterlambatan membaca adalah disleksia. Istilah ini sebenarnya merupakan nama bagi salh satu jenis keterlambatan membaca saja. Semasa awal kanak-kanak, seorang anak yang menderita disleksia mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa lisan. Selanjutnya ketika tiba masanya untuk sekolah,anak ini mengalami kesulitan dalam mengenali dan mengeja kata-kata, sehingga pada akhirnya mereka mengalami masalah dalam memahami maknanya.
Disleksia mempengaruhi 5 hingga 10 persen dari semua anak yang ada. Kondisi ini pertama kali diketahui pada abad ke sembilan belas, dimana ketika itu disebut dengan buta huruf (word blindness). Beberapa peneliti menemukan bahwa disleksia cenderung mempengaruhi anak laki-laki lebih besar disbanding anak perempuan. Tanda-tanda disleksia tidak sulit dikenali, bila seorang guru dan orangtua cermat mengamatinya. Sebagai contoh, bila anda menunjukkan sebuah buku yang asing pada seorang anak penderita disleksia, ia mungkin akan mengarang –ngarang cerita berdasarkan gambar yang ia lihat tanpa berdasarkan tulisan isi buku tersebut. Bila anda meminta anak tersebut untuk berfokus pada kata-kata dibuku itu, ia mungkin berusaha untuk mengalihkan permintaan tersebut.. Ketika anda menyuruh anak tersebut untuk memperhatikan kata-kata, maka kesulitan mebaca pada anak tersebut akan terlihat jelas. beberapa kesulitan bagi anak-anak penderita disleksia adalah sebagai berikut :
  • Membaca dengan sangat lambat dan dengan enggan
  • Menyusuri teks pada halaman buku dengan menggunakan jari telunjuk.
  • Mengabaikan suku kata, kata-kata, frase, atau bahkan baris teks.
  • Menambahkan kata-kata atau frase yang tidak ada dalam teks.
  • Membalik urutan huruf atau suku kata dalam sebuah kata
  • Salah dalam melafalkan kata-kata, termasuk kata-kata yang sudah dikenal
  • Mengganti satu kata dengan kata lain, meskipun kata yang digantikan tidak mempunyai arti dalam konteksnya.
  • Menyusun kata-kata yang tidak mempunyai arti.
  • Mengabaikan tanda baca.
Kiat Mengatasi Problem Dysleksia
Cara yang paling sederhana, paling efektif untuk membantu anak-anak penderita dysleksia belajar membaca dengan mengajar mereka membaca dengan metode phonic. Idealnya anak-anak akan mempelajari phonic di sekolah bersama guru, dan juga meluangkan waktu untuk berlatih phonic di rumah bersama orang tua mereka.

Metode phonic ini telah terbukti berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan anak dalam membaca (Gittelment & Feingold, 1983). Metode phonic ini merupakan metode yang digunakan untuk mengajarkan anak yang mengalami problem dysleksia agar dapat membaca melalui bunyi yang dihasilkan oleh mulut. Metode ini dapat ssudah dikemas dalam bentuk yang beraneka ragam, baik buku, maupun software.

Bagi anda orang tua, berikut ini merupakan ide-ide yang dapat membantu anak anda dengan phonic dan membaca:
  1. Cobalah untuk menyisihkan waktu setiap hari untuk membaca.

  2. Tundalah sesi jika anak terlalu lelah, lapar, atau mudah marah hingga dapat memusatkan perhatian.
  3. Jangan melakukan sesuatu yang berlebih-lebihan pada saat pertama;mulailah dengan sepuluh atau lima belas menit sehari.

  4. Tentukan tujuan yang dapat dicapai : satu hari sebanyak satu halaman dari buku phonics atau buku bacaan mungkin cukup pada saat pertama.

  5. Bersikaplah positif dan pujilah anak anda ketika dia membaca dengan benar. Ketika dia membuat kesalahan, bersabarlah dan bantu untuk membenarkan kesalahan. Jika dia ragu-ragu, berikan waktu sebelum anda terburu-buru memberi bantuan.

  6. Ketika anda membaca cerita bersama-sama, pastikan bahwa anak tidak hanya melafalkan kata-kata, tetapi merasakannya juga. Tanyakan pendapatnya tentang cerita atau karakter-karakter dalam cerita tersebut.

  7. Mulailah dengan membaca beberapa halaman pertama atau paragraph dari cerita dengan suara keras untuk memancing anak. Kemudian mintalah anak membaca terusan ceritanya untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.

  8. Variasikan aktivitas dengan meluangkan beberapa sesi untuk melakukan permaianan kata-kata sebagai ganti aktivitas membaca, atau mintalah anak untuk mengarang sebuah cerita, tulislah cerita tersebut, dan mintalah ia untuk membaca kembali tulisan tersebut.

  9. Jangan membuat sesi ini sebagai pengganti kegiatan membaca dengan suara keras pada anak anda. Jik anda selalu membacakan cerita waktu tidur, pertahankanlah itu. Ini akan sangat membantunya mengenal buku dengan punuh kegembiraan.

  10. Berikan hadiah padanya ketika dia melakukan sesuatu dengan sangat baik atau ketika anda melihat perubahan yang nyata pada nilai-nilainya di sekolah.

Problem Kesulitan Menulis (Dysgraphia)
Dalam sebuah pelatihan menjadi ahli ilmu kesehatan anak, terdapat seorang ahli ilmu kesehatan yang bernama Stephen yang tidka pernah menulis apapun di atas kertas. Ia menggunakan mesin ketik yang dapat dibawa kemana-mana (portable) untuk segala sesuatu laporan pasien, catatan singkat. Kemudian diketahui bahwa Stephen memang tidak dapat menulis secara jelas. seberapapun ia mencoba dengan keras ia tidak dapat menulis apapun dengan jelas, sehingga dia dan orang lain tidak dapat membaca tulisan tangannya.

Apa yang dialami Stephen merupakan problem kesulitan menukis (disgraphya). Tentunya disgraphya ini berbeda dengan tulisan tangan yang jelek. Tulisan tangan yang jelek biasanya tetap dapat terbaca oleh penulisnya, dan juga dilakukan dalam waktu yang relatif sama dengan yang menulis dengan bagus. Akan tetapi untuk dysgraphia, anak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menulis.
Dalam menulis sesuatu kita membutuhkan penglihatan yang cukup jelas, keterampilan motorik halus, pengetahuan tentang bahasa dan ejaan, dan otak untuk mengkoordinasikan ide dengan mata dan tangan untuk menghasilkan tulisan. Jika salah satu elemen tersebut mengalami masalah maka menulis akan menjadi suatu pekerjaan yang sulit atau tidak mungkin dilakukan.
Kiat Mengatasi Problem Dysgrapia
Untuk mengatasi problem dysgraphia ini, sangatlah baik apabila kita belajar dari sebuah kasus anak yang mengalami dysgraphia. Problem dysgraphia muncul pada Stephen saat sekolah dasar, ia memiliki nilai yang bagus pada masa-masa awal, akan tetapi kemudian nilainya jatuh dan akhirnya guru Stephen di kelas V memanggilnya, dan juga memanggil orang tuanya. Guru tersebut meminta orang tua Stephen untuk mengajari Stephen mengetik pada mesin ketik yang dapat dibawa kemana-mana (portable). Hasilnya nilai dan prestasi Stephen meningkat secara tajam.
Sebagian ahli merasa bahwa pendekatan yang terbai untuk dysgraphia adalah dengan jalan mengambil jalan pintas atas problem tersebut, yaitu dengan menggunakan teknologi untuk memberikan kesmepatan pada anak mengerjakan pekerjaan sekolah tanpa harus bersusah payah menulis dengan tangannya.
Ada dua bagian dalam pendekatan ini. Anak-anak menulis karena dua alasan : pertama untuk menangkap informasi yang mereka butuhkan untuk belajar (dengan menulis catatan) dan kedua untuk menunjukkan pengetahuan mereka tentang suatu mata pelajaran (tes-tes menulis).
Sebagai ganti menulis dengan tangan, anak-anak dapat:
  • Meminta fotokopi dari catatan-catatan guru atau meminta ijin untuk mengkopi catatn anak lain yang memiliki tulisan tangan yang bagus ; mereka dapat mengandalkan teman tersebut danmengandalkan buku teks untuk belajar.
  • Belajar cara mengetik dan menggunakan laptop / note book untuk membuat catatan di rumah dan menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
  • Menggunakan alat perekam untuk menangkap informasi saat pelajaran
Sebagai ganti menulis jawaban tes dengan tangan, mereka dapat :
  • Melakukan tes secara lisan
  • Mengerjakan tes dengan pilihan ganda.
  • Mengerjakan tes-tes yang dibawa pulang (take – home test) atau tes dalam kelas dengan cara menegtik.
  • Bila strategi-strategi di atas tidak mungkin dilakukan Karena beberapa alasan, maka anak-anak penderita dysgraphia harus diijinkan untuk mendapatkan waktu tambahan untuk tes-tes dan ujian tertulis.
Keuntungan dari pendekatan ini adalah bahwa pendekatan ini memberikan perbedaan yang segera tampak pada anak. Dari pada mereka harus bersusah payah mengusaia suatu keterampilan yang sangat sulit bagi mereka, dan nantinya mungkin akan jarang butuhkan ketika beranjak dewasa, mereka dapat berkonsentrasi untuk mempelajari keterampilan lain, dan dapat menunjukkan apa yang mereka ketahui. Hal ini membuat mereka merasa lebih baik berkenaan dengan sekolah dan diri mereka sendiri. tidka ada alasan untuk menyangkal kesempatan bagi seorang anak yang cerdas untuk meraih kesuksesan di sekolah. selain itu, karena pendidikan sangatlah penting bagi masa depan anak, maka tidak sepadan resiko membiarkan anak menjadi semakin lama semakin frustasi dan menjadi putus asa karena pekerjaan sekolah.
Problem Kesulitan Menghitung (Dyscalculia)
Berhitung merupakan kemampuan yang digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari, baik ketika membeli sesuatu, membayar rekening listrik, dan lain sebagainya. Tidak diragukan lagi bahwa berhitung merupakan pekerjaan yang kompleks yang di dalamnya melibatkan :
  1. membaca, menulis, dan keterampilan bahasa lainnya.

  2. kemampuan untuk membedakan ukuran-ukuran dan kuantitas relatif dan obyektif.

  3. kemampuan untuk mengenali urutan, pola, dan kelompok.

  4. ingatan jangka pendek untuk meningat elemen-elemen dari sebuah soal matematika saat mengerjakan persamaan.

  5. kemampuan membedakan ide-ide abstrak, seperti angka-angka negatif, atau system angka yang tidk menggunkan basis sepuluh.
Meskipun banyak masalah yang mungkin turut mempengaruhi kemampuan untuk memahami, dan mencapai keberhaislan dalam pelajaran matematika. Istilah ‘dyscalculia’, biasanya mengacu pada pada suatu problem khusus dalam menghitung, atau melakukan operasi aritmatika, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Anak yang mengalami problem dyscalculia merupakan anak yang memiliki masalah pada kemampuan menghitung. Anak tersebut tentunya belum tentu anak yang bodoh dalam hal yang lain, hanya saja ia mengalami masalah dengan kemampuan menghitungnya. Untuk lebih jelas mengenai gambaran anak yang mengalami problem dyscalculia, perhatikanlah contoh kasus berikut.
Seorang anak bersama Jesica (sepuluh tahun, duduk di kelas V) didapati mengalami masalah dengan mata pelajaran matematika. Nilai matematika yang Jessica dapat selalu rendah, walaupun pada mata pelajaran lain, nilainya baik. Lalu seorang guru memanggilnya, dan memberinya lembar kertas dan pensil dan memintanya menyelesaikan soal berikut :Jones seorang petani memiliki 25 pohon apel dan tiap pohon menghasilkan 50 kilogram apel pertahun, berapa kilogram apel yang dihaislkan Jones tiap tahun?. Ia berusaha keras menemukan jawabannya tetapi tetap tidak bisa. Ketika guru bertanya bagaimana cara menyelesaikan, ia menjawab, ia harus mengalikan 25 dengan 50, akan tetapi ia tidak dapat menghitungnya. Kemudian guru memberinya kalkulator, dan kemudian ia dapat menghitungnya. Inilah gambaran seorang anak yang mengalami problem “dyscalculia”.
Kiat Mengatasi Anak Dengan Dyscalculia
Seperti halnya problem kesulitan menulis dan membaca, ada dua pendekatan yang mungkin : kita dapat menawarkan beberapa bentuk penganganan matematika yang intensif, atau dengan mengambil jalan pintas.
Pendekatan yang pertama, yaitu penanganan matematika yang intensif, dapat kita lakukan dengan teknik “individualisasi yang dibantu tim”. Pendekatan ini menggunakan pengajaran secara privat dengan teman sebaya (peer tutoring). Pendekatan ini mendasari tekniknya pada pemahaman bahwa kecepatan belajar seorang anak berbeda-beda, sehingga ada anak yang cepat menangkap, dan ada juga yang lama. Teknik ini mendorong anak yang cepat menangkap materi pelajaran agar mengajarkannya pada temannya yang lain yang mengalami problem dyscalculia tersebut.
Pendekatan yang kedua, yaitu jalan pintas, sebagaimana Jessica diberikan kalkulator untuk menghitung, maka anak dengan problem dyscalculia ini juga dapat diberikan calculator untuk menghitung. Hal ini sederhana karena anak dengan problem dyscalculia tidka memiliki masalah dengan kaitan antara angka, akan tetapi lebih kepada menghitung angka-angka tersebut.
Penutup
Pada dasarnya semua anak memiliki kemampuan, walaupun mungkin saja kemampuan yang dimiliki berbeda satu dengan yang lainnya. pada tingkat pendidikan dasar berbagai kemampuan tersebut masih memiliki relasi yang kuat, membaca, menulis, serta berhitung. Masalah yang mungkin ada pada pada salah satu kemampuan tersebut dapat menggangu kemampuan yang lain. Dengan demikian apa yang kita sering lakukan baik sebagai seorang orang tua, ataupun seorang guru dengan mengatakan seorang anak yang mendapatkan nilai yang rendah merupakan anak yang bodoh dan gagal perlu menjadi perhatian kita. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa mungkin saja anak hanya mengalami gangguan pada salah satu kemampuan tadi, dan ia tidak tahu bagaimana mengatasi masalah tersebut.
Untuk itu, yang terpenting bagi kita adalah dapat menelaah dengan baik perkembangan anak kita. Diagnosis terhadap permasalahan sesungguhnya yang dialami anak mutlak harus dilakukan. Dengan demikian kita akan mengetahui kesulitan belajar apa yang dialami anak, sehingga kita dapat menentukan alternatif pilihan bantuan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut.
Daftar Pustaka
  • Ahmadi, Abu & Widodo, Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

  • Wood, Derek et al. Penerjemah Taniputra. 2005. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar (Terjemahan). Yogyakarta : Kata Hati.

  • Feldmen, William. Penerjemah Sudarmaji. 2002. Mengatasi Gangguan Belajar Pada Anak. Jakarta : Prestasi Putra. 
     
    sumber : http://gurubajank.blogspot.com/2009/06/mengatasi-kesulitan-belajar-pada-anak.html

kenali masa puber mu...

Seorang remaja gadis mulai mengeluhkan akan pinggulnya yang mulai melebar ke samping. Sedangkan teman cowoknya mengaku suaranya terasa lebih nge-bass ketimbang adiknya. Keanehan yang wajar ini bisa disebut masa puber, masa normal dimana semua remaja pasti akan mengalaminya. Apa yang dimaksud dengan masa puber? Kapan masa puber itu kita alami? Dan, bagaimana ciri-ciri dari seseorang yang mengalami masa puber?
Puber itu apa sih?
Masa puber adalah merupakan suatu peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 8 tahun sampai 21 tahun. Pada anak perempuan, biasanya akan mengalami pubertas yang lebih dahulu dibandingkan dengan anak laki-laki, yakni pada saat anak berusia 8 sampai 18 tahun.

Proses pubertas pada anak gadis ini timbul karena keluarnya hormon estrogen yang diproduksi tubuh yang akan mengubah bentuk luar dari tubuh anak perempuan dan membuat organ-organ genitalnya berkembang.
Ciri-ciri masa puber
Pada masa puber, anak gadis akan mengalami perubahan yang merupakan ciri-ciri normal saat pubertas terjadi. Antara lain pinggul yang mulai melebar ke samping, mulai mengalami menstruasi pada usia 12 atau 13 tahun setiap bulan, tumbuhnya rambut di daerah ketiak dan area genital. Dada yang semakin membesar serta perasaan tertarik terhadap lawan jenis.

Pada anak laki-laki masa puber akan ditandai dengan suara yang semakin nge-bass (membesar), tumbuhnya rambut di daerah ketiak dan kelamin, munculnya kumis dan janggut, munculnya jakun pada tenggorokan dan timbulnya perasaan tertarik pada lawan jenis. Mimpi basah yang merupakan ciri-ciri dari masa puber juga akan dialami pada anak laki-laki.
Banyak remaja baik laki-laki maupun perempuan yang akan memiliki masalah dengan jerawat saat masa puber terjadi. Namun tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan tumbuhnya jerawat tersebut. Banyak perawatan yang bisa dilakukan untuk menghilangkannya dan merupakan hal yang lumrah bagi remaja untuk tumbuh jerawat. Semua ini adalah perubahan yang terjadi di luar tubuh.
Meski masa puber identik dengan perubahan dari bentuk tubuh luar, namun masa puber sebenarnya juga terjadi pada psikologis anak. Seperti perasaan tertarik terhadap lawan jenis yang bisa berakhir pada cinta monyet seusia remaja, perubahan perilaku yang mencolok dari terbuka menjadi sangat tertutup, mulai timbul rasa tanggung jawab, ego akan mulai terlihat, perilaku yang sudah bisa dimodifikasi (beradaptasi dengan lingkungan) yang mengakibatkan anak sudah tidak “sepolos” pada masa kecil.
Apa yang dibutuhkan seorang anak pada saat ia mengalami masa puber?
Anak cenderung akan merasa ingin dihargai, diperhatikan, membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah, butuh perasaan diterima baik di sekolah, masyarakat maupun keluarga, butuh dukungan dan butuh pengarahan akan masa puber yang dialaminya dan perkembangan organ seks nya.

Banyak orangtua yang enggan memberitahukan masa puber pada anaknya yang berakibat si anak akan mencari informasi pubertas sendiri di internet dan media lain yang bisa jadi berakibat kurang baik. Karena pada saat pubertas dialami, pendidikan akan seks sudah harus mulai diberikan.
Dilihat sebanyak 1,726 kali
 
sumber : http://gugling.com/apa-itu-masa-puber-kenali-ciri-ciri-masa-puber.html


idhul adha










Kamis, 25 November 2010

Outbound Curug Naga

CURUG NAGA

Lokasi Mega Mendung Bogor Jawa Barat
Karakteristik...
Alami banget Belum dieksplorasi sama sekali, lokasinya harus menyusuri dari bawah hingga mencapai Curug Utama, ada tiga kolam utama berundak dengan kolam yang cukup Dalam hingga 6 meteran .
Dari kolam pertama dari bawah harus melewati aliran air menyempit ( ekor Naga ) selebar 1 meter yang cukup Deras, kemudian ada riam jeram dengan kemiringan 30 derajat ( badan Naga) hingga kolam ke 2 berdiameter sekitar 20 meter kita menemukan view yang tampak digambar kmudian untuk mencapai curug atas harus berenang dan melawan arus deras pada kemiringan 45 derajat sepanjang 8 meter ( tempat Berfoto) baru kita bisa sampai kolam utama Kepala Naga.
Tidak perlu Perjuangan pengorbanan yang berat bisa ditempuh dengan langsung menuju Kolam Utama denga Free Falling dari atas, di samping air terjun Utama setinggi 15 meter.... sampe deh Kolam Utama ...!!!
eittt.... belum lebih dari 50 orang lhohg yang kesana sejak 5 tahun terakhir..!!!??
You are next.....!!!!???...Bagaimanaa,....!!!????
Mau Cobaa....!!!????
Bagi Alumni SD Islam Tahta Syajar yang mau ikut...info di sekolah tasya yaaa......
Sumber : http://www.facebook.com/topic.php?uid=79559702412&topic=8965

Maraknya Geng 'Rusak' Pelajar: Serangan Budaya Barat

Syabab.Com - Generasi muda saat ini benar-benar dalam ancaman. Ini dapat terlihat dari maraknya kerusakan moral yang dilakukan oleh anak muda termasuk para pelajar. Kerapkali para kapitalis menggiring pada hancurnya akidah dan perliku generasi muda kita melalui berbagai ajang. Tidak ketinggalan anak muda itu berkerumun dalam ganster-gangster yang merusak, mulai dari 'geng pelajar', cheers, hingga geng Nero. Seperti di Yogyakarta, menurut Kapoltabes Yogyakarta Kombes Pol Drs Agus Sukamnso Msi, menyatakan bahwa dari hasil penyelidikan memang ditemukan ada `gang pelajar` di Kota Yogyakarta yang ditengarai sering melakukan kegiatan yang menganggu masyarakat seperti aksi `vandalisme` dan corat-coret fasilitas umum.

"Kami akan perketat pengawasan dan pembinaan terhadap `gang pelajar` di Kota Yogyakarta karena gang seperti ini dapat mengarah kepada tindakan anarki," katanya.

Pihak Poltabes Yogyakarta sendiri akan memperketat pengawasan terhadap `gang pelajar` di Kota Yogyakarta dan melakukan pembinaan untuk mengantisipasi merebaknya kasus kenakalan pelajar.

"Kami akan terus melakukan pemantuan bersama dengan Dinas Ketertiban termasuk razia di tempat permainan atau pada jam-jam sekolah maupun usai pulang sekolah," lanjutnya lagi.

Bukan Hanya Masalah Narkoba

Ya, Kehancuran generasi muda bukan hanya pada persoalan penyalahgunaan narkoba atau tawuran. Namun lebih dari itu maraknya gaya hidup 'rusak' yang mencengkram generasi kita yang berbalut kapitalisme. Mulai dari konser-konser musik dan ajang kompetisi yang disponsori oleh perusahan-perusahaan untuk meraup untung. Kerapkali kebrutalan, minum-minuman keras, kehidupan campur baur, eksplitasi wanita, menjajakan aurat bak hewan hingga perilaku seks bebas kerap kali muncul dari sini.

Bahayanya lagi dari semua itu adalah berawal dari penyelewengan akidah yang berujung pada perilaku generasi muda kita menyimpang dari ajaran yang berasal dari Tuhan, Pencipta manusia itu. Termasuk di dalamnya persoalan pergaulan bebas yang kini marak di kalangan anak muda atau juga kehidupan campur baur dan ekspolitasi para pemudi Muslim.

Mengapa masalah penyalahgunaan narkoba dipersoalkan sementara penyalahgunaan pemenuhan naluri seksul generasi kita dianggap biasa?

Serangan Barat

Tak dapat dipungkiri lagi, generasi muda terutama pemuda muslim saat ini tengah diserang secara brutal oleh para agen-agen Barat dengan gaya, pemikiran dan tingkah laku ala mereka. Barat tahu persis, serangan berupa budaya (ghozwul tsaqafi) ini harus terus digencarkan untuk menjauhkan generasi muslim dari Islam itu sendiri.

Lihat saja hancurnya sebagian generasi muda kita, tampak di jalan-jalan maupun di mal-mal mereka sudah tak mengindahkan lagi Islam. Para gadis Muslimah dengan tanpa merasa berdosa membuka aurat dengan pakaian yang seadanya. Tak jauh beda, gaya mereka seperti orang Barat yang jelas-jelas bukan Islam. Sementara laki-laki dan perempuan bukan suami istri berdua-duaan tanpa mahram, tak merasa bahwa perbuatan itu merupakan perbuatan hina dan nista.

Sementara, acara-acara televisi tiap hari menggiring anak muda kita dengan gaya hedonis, permisiv, dan sekularis. Hubungan laki-laki dan perempuan di luar nikah terus menerus dikampanyekan melalui acara-acara 'reality show' remaja, hingga sinetron.

Berbagai ajang kompetisi 'rusak' pun digelar bagi kalangan anak muda demi kepentingan para kapitalis dan sekularis. Mulai dari pencarian idola 'palsu', kompetisi kecantikan, hingga ajang-ajang musik hanya mengarahkan generasi muda kita pada jurang kehinaan.

Di sekolah, yang diharapkan mampu mendidik generasi muda ternyata tak bisa apa-apa. Bahkan seringkali ajang-ajang kerusakan itu bermula dari sekolah. Bagaimana tidak, jiwa sekularisme telah ditanamkan melalui jalur pendidikan. Dengan pelajaran agama yang dua jam saja, mana mungkin membentuk kepribadian generasi kita yang Islami. Ditambah lagi, mereka secara brutal diserang dengan gaya-gaya Barat dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Demikian pula kegiatan-kegiatan berbalut kreativitas dan seni seperti band, cheerleader, hingga dance legal di sekolahan. Apalagi ketika para kapitalis mendorongnya dengan berbagai ajang kompetisi dari kegiatan tersebut. Sebagian pihak sekolah merasa bangga, ketika sekolah mampu mengirimkan perwakilan cheerleader atau dance dalam sebuah ajang kompetisi. Apa sebenarnya yang dibanggakan dari aktivitas penuh maksiyat itu? Apakah kegiatan cheerleader dan dance itu tidak menimbulkan kemaksiyatan ketika para gadis Muslimah menjadi tontotan dengan mengumbar aurat? Lalu mengapa cheerleader dan dance menjadi salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah?

Islam Bukan Sekularisme

Siapakah yang bertanggung jawab atas kerusakan moral generasi muda kita saat ini? Tentu saja semua pihak, mulai dari setiap individu, keluarga, pihak sekolah, aparat hingga institusi negara. Bila sekularisme terus dibiarkan dalam kehidupan kita dan semua komponen tadi ikut serta menjamurkannya, maka demikianlah hancurnya generasi muda kita. Tinggal menunggu massa saja suatu saat, Allah Swt. Rabb Yang Mahakuasa, Pencipta Alam Raya ini menurunkan azab-Nya, naudzubillahi min dzalik.

Jika kita takut kepada Dia, Pencipta Alam Semesta ini maka mau tidak mau kaum Muslim harus berdiri untuk kembali kepada Islam, menyelamatkan generasi mereka dengan Islam bukan dengan sekularisme yang rusak itu. Semua pihak, mulai dari pembinaan ketakwaan individu hingga kontrol sosial masyarakat dengan halal dan haram menjadi tolok ukur. Tak lupa juga, peranan institusi Negara sudah saatnya kembali kepada tatanan syariah bukan pada sekularisme. Kapan? Tentu saja mulai saat ini juga. [z/m/ant/syabab.com]

sumber : http://syabab.com/anak-muda/gaya-hidup/446-maraknya-geng-rusak-pelajar-serangan-budaya-barat.html